Laman

Senin, 23 Oktober 2023

Trekking Bersama Rekam Medis

 3 September 2023



Ada vote di group kerjaan. Milih tujuan untuk jalan jalan yang salah satunya trekking. Belum pernah trekking sebelumnya, langsung pilih trekking. Ya sudah dipastikan trekking hore, karena emang kebanyakan yang tidak fit. 

Berangkat ke titik kumpul di parkiran Junglelang sentul. Menumpang mobil Afrian yang baik hati sampai jemput ke depan komplek. Melalui tol BORR di pagi hari yang segar dan lancar tanpa hambatan . Sampai di lokasi sudah ada yang sampai duluan. Tampak mobil bak terbuka berjejer, yang saya asumsikan ini semua untuk trekking. Sebenernya ngga perlu perlu amat naik mobil bak ini, tapi jadi lebih seru kalau naik mobil ini.





Berinisiatif saya bertanya kesalah satu orang yang ada di jejeran mobil bak. Menyebut nama kontak penyelenggaranya. Kami diberitahu bila nanti parkir di dalam parkir Jungleland, parkirnya gratis sesuai kesepakatan. Setelah semua datang dan pindah parkir ke area parkir. 

Petualangan dimulai disini. Kami pindah ke mobil bak. Ada dua mobil, kurang lebih ada 13 orang peserta. Naik mobil bak ini membuat suasana lebih seru, diterpa angin selama perjalanan, pemandangan yang luas ke penjuru arah. Tidak jauh dari jalan masuk ke hutan hujan, mobil berbelok patah ke kiri. Parkir di tanah lapang yang bertanah merah. Dari awal naik sebenarnya bertanya tanya, apakah tas nanti dibawa sepanjang trekking atau tidak. Ternyata harus dibawa, karena opsinya hanya dibawa atau disimpan di mobil di parkiran. Andai bisa disimpan dan di akomodir oleh penyelenggara di akhri tujuan trekking, pasti lebih manis.


Sebelum memulai trekking, dibukan dengan pemanasan dan edukasi perihal trekking. Permainan kecil juga dilakukan untuk team building, guide nya tampak ahli dan bepengalaman. Membangun suasana yang menyenangkan. Dari lokasi pemananasan kami berjalan ke arah kebun singkong yang banyak rumput tinggi. Jalna menurun menyambut kami, cukup teknikal apalagi bagi pemula. Disambut lokasi pertama yang manis. Pinggir sungan yang dilengkapi warung ala cafe, lengkap dengan camping groung dan curug kecil. Disebelahnya terhampar terasering yang memanjakan mata. Lembah ini menarik sekali, sayangnya saya bingung mencari lokasi masuknya bila dari jalan raya selain jalan yang tadi kami lalui.


Berfoto di banyak spot, trekking ini memang bertemakan mencari foto. Seperti yang guide bilang, maklum pemula. Belum tentu besok besok mau lagi hahaha. Padi yang masih hijau, disebagian masih dalam proses penanaman oleh para petani. Panjang umur para pejuang pangan indonesia. Tangga terjal menyambut kami setelah keindahan sawah untuk menuju checkpoint pertama. Disini kami beristirahat, mungkin baru setengaj jam perjalanan. Dari titik ini ada beberapa rute tergantung level peserta. Kami diarahakan ke trek medium. Setelah melewati perkampungan kecil , kami dibuat takjub dengan pemandangan yang cukup sering muncul di sosmed. Hamparan hijau persawahan, hutan pinus yang memanjakan mata, udara segar, disempurnakan dengan bangunan resto yang sangat serasi dengan sekitarnya.  




Memasukin hutan, susana mulai berubah. Teduh dibawah pohon pohon tinggi. Beberapa kali tercium aroma harum dari bunga. Menurut guide itu harum dari bunga kopi, ditanam dibawah pohon pohon pinus yang tinggi menjulang. Bunganya bisa dimakan, saya mencoba teksturnya memang cocok untuk dimakan. Bisa untuk lalap. Jalur mulai menanjak, istirahat jadi sering dan lebih lama. Tampak beberapa kawan sudah mulai kelelahan. Mulai terbentuk group group kecil, memisahkan mereka yang masih kuat dan yang butuh banyak istirahat. Jadi paham kenapa guidenya ada tiga. Ternyata ini alasannya.







Keluar dari hutan, terhampar lembah sabana. Sekilas seperti jalur pendakian gunung gunung yang bisa dilihat di sosmed. Trek tanah yang kering ini menjadi pasir dan mengepulkan debu pasir diudara. Salah salah bagi mereka yang pemula dan bisa tergelincir. Panas terik tanpa pohon yang menaungi, menjadikan seksi ini cukup berat dilalui. Sesi sabana ini berakhir sampai pada gapura kecil bertuliskan goa garunggang. Tujuan kami akhirnya dicapai. Sebentar lagi bisa berisitriahat lebih lama.





Memasukin area goa, seperti menemukan peradabaan stelah menembus hutan. Berdiri berapa bangunan permanen seakan seperti desa kecil. Ya memang desa kecil sepertinya. Hamparan formasi bebatuan yang menakjubkan. Menjadikannya spot foto natural yang berkelas untuk generasi sosial media. Dipandu oleh guide untuk spot foto terbaik. Demi eksistensi di jaman tren sehat kekinian, sport tourism. Saya cuku bahagia melihat kebersamaan sehat ini. Tidak beigtu tertarik menganbil foto personal, karena memang tujuannya sport. Goa yang menjadi atraksi utama pun urung saya datangi. Malas mengantrinya, karena memang goanya tidak besar dan harus bergantian.








Istirahat di saung milik warung, kami memesan indomie . Karena tidak ada pilihan lain sih, selain gorengan dan kelapa muda. Tentu saja saya absen, kandungan natriumnya tidak menarik untuk saya. Yah tahan sedikit lebih lama nanti makan diujung perjalanan.

Perjalanan dilanjutkan, dengan informasi dari guide bila trek yang akan dilalui akan naik turun. Berpasir karena di masa jarang hujan. Dua orang teman yang memang sudah banyak menemui kesulitan sepanjang perjalanan tadi akhirnya memutuskan naik ojek. Benar saja, trek ini menantang, naik turun, berapasir, sering kali tidak rata, disempurnakan terik matahari di masa kering. Melihat tanjakannya curam berkali kali, dengan pace jalan yang santai, saya masih jauh dari limit. Melihat tanjakkan curam pendek ini dengan berjalan rasanya damai sekali, tidak harus menggowes sepeda hehehe. Berhenti beberapa kali sampai akhirnya tiba di ujung perjalanan ojek mengantar kawan kami. 








Selama perjalanan menuju ke titik temu ini, beberapa kali melintas motor trail. Benci sekali! Mereka berisik, merusak trek, dan sebagian seperti tidak tahu diri tetap menarik gas di perkampungan. Sungguh merusak alam. Harusnys mencari jalur lain mereka. Mereka sangat berperan memberikan polusi udara di tengah kesegaran alam disini.

Seksi terkahir masih ada naik turun, terutama turunan curam terkahir. Cukup berbahaya, apalagi trek ini sudah di plur, tidak bisa dijejaki trail stik. Teman saya yang memang kondisinya sulit, harus dituntun karena memang beresiko bila sampai tidak bisa menahan tubuhnya.

Meneybrangi sungai, kami sampai di area wisata curug dan sungai yang sudah dibendung menjadi kolam. Pernah kesini sebelumnya dengan keluarga besar. Saya mengikuti terus kemana guide membawa kami , mencari base untuk menaruh barang barang. Tepat di semacam balkon menjorok keluar, dari tebing cocok sekali untuk mengamai sepanjang sungai. Saya kembali lagi ke warung yang kami lalui, pesan makan dan makan bergizi dulu.




Mungkin 20 menit setelah makan, saya bergabung main air. Badan yang sudah dingin karena sudah istriahat makan tadi kaget terkena air sungai yang dingin. Cukup beberapa menit, menikmati air sungai dan pijatan dari air curug, saya naik dan bergegas mandi. Dingin sekali brrr. 




Kami naik mobil bak lagi untuk kembali ke parkiran Jungleland. Sesuai dugaan, jalan di babakan madang ini macet. Kami menikmati cahaya terik sore dengan mobil bak, langsung tanpa penghalang hahaha. Beruntung kami memilih membawa barang dan tidak mandi di parkiran, karena hanya ada dua toilet dan banyak yang antri mau menggunakan.



Sebelum kembali kerumah masing masing kami mampir di Bakso titotti sentul, dekat tugu di pintu tol sentul sirkuit. Nikmat sekali, asupan protein setelah olahraga. Apalagi semua ditanggung Bu Bos terbaik. Keseruan trekking yang belum pernah saya lakukan sebelumnya berakhir dengan gurih bakso. Kembali ke rumah diantar lagi sampai pom bensin dekat Cimanggu city. Saya menolak diantar sampa gerbang Yasmin, karena akan macet dan menyulitkan mereka. Terimakasih keseruannya hari ini kawan kawan rekam medis. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar