Ramadhan kali ini sangat berbeda, sangat berbeda dengan semua tahun yang pernah saya lalui. Pembatasan sosial ini memaksa kita semua harus terpisah. Tidak bisa meramaikan masjid, tidak ada tarawih berjamaah. Tidak ada buka bersama, tidak ada reuni ketika buka bersama.
Tidak semuanya buruk. Buka bersama kadang menjadi momen yang sangat duniawi. Merepotkan di beberapa sisi. Niatnya memang baik, tapi kadang eksekusinya tidak mudah. Membagi waktu, menentukan tempat dan sebagainya. Belum lagi hiruk pikuk di tempat umum. Kini momen yang kadang melelahkan itu tidak ada lagi. Terasa lebih tenang dan damai, mungkin.
Tapi apakah momen itu akan hilang sepenuhnya? kebahagiaan berbuka dan makan bersama tidak akan hilang bagi mereka yaang bersama keluarga. Selama semua orang sahur dan berbuka di waktu yang bersamaan, tentu indahnya duduk dan makan bersama lebih intim. Sepanjang bulan bahagia sahur dan berbuka.
Hari-hari yang panas sebelum ramadhan tidak terasa dibeberapa hari awal. Hujan menyambuat awal ramadhan, seperti memperjelas bila ramadhan ini tetaplah dirumah. Karena ibadah tidak dibatasi lokasi. Atau bisa juga sebagai pembersih dari penyakit penyakit di lingkungan kita, aamiin.
Ada isu krisis pangan yang mengancam. Ramadhan ini bisalah kita merubah kebiasaan. Ramadhan itu mewah, tapi makanan kita tidak perlu bermewah mewah. Makanlah sewajarnya, kita tidak bisa atau tidak perlu makan gorengan, kolak, makan nasi , dan makan kue dalam sekali makan. Itu terlalu banyak. Buka puasa tidak perlu dan tidak butuh ada minuman manis, ada gorengan. Tidak semua kebiasaan harus dilakukan. Yah bagi beberapa orang itu celah bisnis. Tapi secara general kita terlalu banyak konsumsi karbo dan gula.
Tapi apakah momen itu akan hilang sepenuhnya? kebahagiaan berbuka dan makan bersama tidak akan hilang bagi mereka yaang bersama keluarga. Selama semua orang sahur dan berbuka di waktu yang bersamaan, tentu indahnya duduk dan makan bersama lebih intim. Sepanjang bulan bahagia sahur dan berbuka.
Hari-hari yang panas sebelum ramadhan tidak terasa dibeberapa hari awal. Hujan menyambuat awal ramadhan, seperti memperjelas bila ramadhan ini tetaplah dirumah. Karena ibadah tidak dibatasi lokasi. Atau bisa juga sebagai pembersih dari penyakit penyakit di lingkungan kita, aamiin.
Ada isu krisis pangan yang mengancam. Ramadhan ini bisalah kita merubah kebiasaan. Ramadhan itu mewah, tapi makanan kita tidak perlu bermewah mewah. Makanlah sewajarnya, kita tidak bisa atau tidak perlu makan gorengan, kolak, makan nasi , dan makan kue dalam sekali makan. Itu terlalu banyak. Buka puasa tidak perlu dan tidak butuh ada minuman manis, ada gorengan. Tidak semua kebiasaan harus dilakukan. Yah bagi beberapa orang itu celah bisnis. Tapi secara general kita terlalu banyak konsumsi karbo dan gula.
Memang ternyata sangat sulit hidup tanpa masjid. Bisa bisa makin tipis iman ini bila tidak tersentuh masjid. Mungkin hikmah dari kewajiban laki-laki shalat jumát tiap pekan. Karena selama jauh dari masjid, rindu dan lupa itu bedanya tipis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar