Setiap hari serasa hari libur. Karena tidak ada lagi macet. Jalan selalu lancar, terlebih jalan saya menuju tempat kerja. Tidak ada lagi hiruk pikuk jam sibuk di jalan . Tempat tinggal saya yang hanya 10 meter dari jalanan, serasa lebih tenang tanpa bunyi-bunyian mesan dan klakson yang berlomba merdu. Pagi, jalan senggang, siang juga. Malam, serasa waktu larut itu datang lebih cepat.
Duduk duduk bersama beberapa sepupu, berbagi kisah dari sudut pandang yang lain. Seperti pemancingan yang sudah ditutup semua. Tidak ada lagi yang buka, tapi ada satu yang membandel tetap buku. Digerebeklah pemancingan itu. Semua kocar-kacir didatangi polisi. Semua kabur, tapi joran tidak kan terlupa. Yang lupa itu, bayar kopi.
"Apeeeess apesss", pemilik warung menggerutu.
"kenapa bang?"
"Itu kopi belum pada bayar, udah pada mabur aja."
Tawa terbahak kami mendengar kisah itu.
Hajatan-hajatan pernikahan pun dilarang. Di kampungan saya ada juga yang dibatalkan.
Malam yang sepi, memang menjadi momok tersendiri bagi pengendara motor di jakarta. Ada kabar begal beraksi di dekat masjid Al Wiqoyah. Tapi kali ini bukan pemotor korbannya. Tukang nasi goreng menjadi sasaran begal. Sedikit bergurau, mungkin begal itu pun frustasi, karena tidak ada motor yang bisa dibegal karena sepi. Sebatas gurauan, karena faktanya korban perampokan tidak hanya pemotor, tapi toko modern, warteg, dan lainnya. Manusia-manusia jahat ini memang meresahkan dan harus segera ditiadakan.
Jalanan sepi, karena anak sekolah libur. Orang kerja banyak yang WFH. Artinya para pekerja ini tidak lagi beli makan diluar, bisa jadi lebih sering masak dirumah. Efeknya penjaja makanan pun sepi, pedagang kaki lima sepi. Tidak ada penghasilan, tidak ada penghidupan. Tidak punya pilihan, maka mudik menjadi salah satu jalan. Cerita pegawai restoran cepat saji pun terimbas wabah ini. Dirumahkan tanpa digaji. Bekerja disana dengan kontrak tiap tahun. Saat ini dirumahkan, tidak digaji. Sedih ya benar, tapi realistis. Karena pernah dalam sehari hanya dapat uang 2 juta, atau bahkan pernah 400ribu. Mereka bercanda sembari rebahan di dalam resto. "kapan lagi bisa rebahan disini" kisah yang disampaikan dengan lucu. Tapi tersembunyi pesan getir.
Semoga pandemik ini cepatu usai. Para pedagang, pekerja , pekerja lepas bisa mendari nafkah lagi dengan tenang dan aman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar