Laman

Minggu, 29 Maret 2020

Satu Seruan, Beragam Situasi #COVID19

Saya berjalan kaki menuju ke barbershop dekat rumah, sekitar 30 meter. Juru Pangkas terlihat duduk santai bosan menunggu ada yang datang. Sigap antusias ketika saya mendekat. Sudah beberapa kali potong rambut disini, bisa dibilang langganan kali ya. Biasanya kami tidak banyak bercakap. Sekedar prosedur memastikan keinginan pelanggan. Tapi hari itu agak beda, beliau membuka percakapan bertajuk viral. Beliau sebenarnya ngeri, karena kan kontak langsung. Tapi mau gimana lagi ujarnya, namanya butuh. Menggunakan masker kain, beliau melanjutkan pekerjaannya, bercerita dua cabangnya harusnya tutup semua. Di Jatipadang sudah ditutup, tapi yg dekat UNAS tidak. Ditutup karena pandemi ini. Mungkin juga beliau memikirkannya pegawainya. Tapi yang dekat UNAS tidak tutup, padahal yang kena dekat dengan kiosnya. "Bismillah" aja ucapnya.

Bagi saya sendiri sebenarnya memang resiko juga untuk memotong rambut. Tapi saya perlu, untuk mengurangi potensi infeksi dari tempat kerja. Maklum, saya cuma dimodali masker bedah. Itupun alhamdulillah masih tersedia.

Mungkin karena jalanan selalu senggang, bahkan Shalat Jumát pun tidak ada. Sampai lupa hari. Saya lupa, belanja beberapa kebutuhan di hari libur. Yang biasanya saya hindari di hari-hari normal pun. Malam hari selepas maghrib saya belanja ke kampung kandang, ke indomaret. Di dalam indomaret cukup banyak pembeli, antrian pun terjadi. Semua pegawainya menggunakan masker bedah, antrian pun diberi tanda social disctancing. Apa  yang saya cari sudah ada di keranjang, waktunya mengantri. Di depan kasir terlihat ada dua perempuan , muda dan paruh baya. Nampak transaksi mereka butuh waktu. Selesai transaksi perempuan muda pergi keluar, loh ternyata ibu tadi bukan satu rombongan. Saya kira mereka bersama, karena saling berdekatan. Tiba giliran saya di depan kasir, bertransaksi. Merasa ada yg dekat, saya menoleh ke belakang, lelaki muda berdisi dekat sekali, seperti masa-masa normal. Ingin rasanya menginformasikan untuk mengikuti garis yang ada. Tapi transaksi sudah mau selesai. Saya cuma bisa tetap menghadap kasir tidak lagi lagi menoleh ke belakang.  Sungguh tidak nyaman berbelanja bolak-balik cari produk dan mengantri tanpa menggunakan masker saat itu.

Saya beli beras, saya tinggal di motor. Saya tenteng belanjaan lain. Pergi ke atm terus beli makanan. Di ATM security menggunakan masker, makser bedah, dan hadscoon. Ada handsanitizer di mejanya, entah untuk beliau atau boleh juga untuk tamu. Saya ambil sejumlah uang, dan memesan makanan tepat di depan ATM BNI. Beberapa tenda tidak berjualana. Pengunjung pun tidak terasa seperti akhir pekan. Tapi masih ada beberapa yang makan di tempat. Seperti di tenda pecel lele yang saya beli, mejanya hampir penuh. Kemudian datang seorang ibu paruh baya, menggunakna Masker N95, Menggunakan Handscoon. Berkaos dan celana pendek. Waw, masker N95 yang membuat saya ter-trigger, walau handscoon harusnya juga sih. Ibu yang memgang handphone bobba(tiga bobba di belakang), sepertinya cari makan. Agak miris sih, sekedar cari makan menggunakna N95, ketika masker itu sangat berharga bagi nakes. Semoga dia tahu, kalo masker itu tidak sekali pakai. Saya kira lebih bijak beliau go food saja apapun yang dia mau. dari pada menggunakan APD seperti itu, tapi busana seperti dirumah.

Saya kembali menuju dimana motor saya terparkir. Ingin rasanya menghimbau pada sekelompok anak muda, dua pasang duduk di tikar angkringan yg digelar depan ruko. Rasanya ingin saya suruh mereka pulang saja, beli makan dan bawa pulang. Kumpul saja dirumah, setidaknya. Entah kenapa saya berpikir mereka ini lagi nongkrong kumpul senda gurau anak muda. Bukan memenuhi kebutuhan nutrisi untuk makan. Come on meeen, kalian itu anak muda yg nampaknya akrab dengan medsos. Ah , mungkin yang mereka follow banyak hiburannya.

Saya menuju rumah, tepat keluar dari komplek ruko dan pusat kuliner ini saya melihat gerai Martabak yang samai sekali dengan Ojol. Ada yang duduk menunggu pensanan, ada juga yang berjajar berdiri untuk order. Martabak ini memeang sangat akran dengan ojol. Tapi kerumunan itu tampak normal seperti biasa.

Tadi pagi saya berangkat kerja agak terlambat, tukang sayur dekat  rumah tampak normal. menggelar dagangan di pinggir jalan. Menyambuat ibu-ibu yang berbelaja untuk kebutuhan keluarga. 

Barbershop, kuliner tenda, mini swalayan, pembeli makanan, anak nongkrong, sampai ibu ibu belanja sayur. Memang jalan selalu terasa lengang, efek WFH dari perusahaan-perusahaan jakarta. Tapi kehidupan disekitar pemukiman tampak belum banyak terpengaruh. Tidak mudah memang. Karena bagaimanapun masyarakat butuh makan. Tapi social distancing sudah sangat harus. Jangan keluar bila tidak perlu. Kalo mungkin , lockdown. Dengan berbagai pe rsyaratannya.

Semoga kita diberi kesehatan dan keselamatan. 29 Maret 2020

1 komentar:

  1. Harrah's Casino Las Vegas, NV 89109 - MapYRO
    Find out what's popular at Harrah's Casino Las Vegas, NV in Las 익산 출장안마 Vegas, NV. MapYRO 경상남도 출장마사지 users 이천 출장샵 can now compare public transit, 논산 출장마사지 taxi and 속초 출장안마 biking, walking,

    BalasHapus