Laman

Sabtu, 20 Juni 2020

Trip to Balong Endah , Vila Pakis Asri Gunung Bunder Taman Nasional Gunung Salak

Madalih's December trip kali hampir saja ada kata gagal. Yah karena menunggu jadwal operasi ibunda. Jadwal operasi dinyatakan 8 januari 2020, dan sudah 2 minggu menjelang hari keberangkatan. Sebenernya mencari hotel tidak susah, cuma buat saya yg sering dimanjakan Traveloka kawasan di gunung bunder itu sulit. Bahkan tidak ada sama sekali jaringan traveloka disana.

Jadi harus telpon satu satu, mencoba target pertama ternyata penuh. Pada malamnya infornya masih ada. Tapi karena sepertejuan pemanku dana, pagi pagi baru diiyakan. Dan benar saja, keduluan orang. Sebenarnya Pondok rasamala sudah sering saya coba telpon, tidak pernah diangkat. WA nya tidak ada. Eh ternyata sedang iseng buka WA , mereka ada disana. Chat dan menanyakan villa. Slow respond tapi di balas. Agak menyesal tidak dari awal. Itu sudah 3 hari menjelang keberangkatan.

Saya coba cari cari di google maps, memang sudah beberapa saya tandai di gmaps. Tapi ya itu, info dan foto kurang lengkap dan kadang bercampur. Kurang reliable, tidak semua penginapan merawat info di gmaps. Satu penginapan berupa kamar kamar ada, tapi karena specnya tidak meyakinkan bila ditinjau dari gmaps. Maka urung. Penginapan lain lagi dicoba, ternyata penuh. Saya sudah menyiapkan opsi lain untuk pindah lokasi. Akhirnya kontak ke Pakis asri dan masih tersisa dua. Saat itu hari Jum'at 27 Desember 2019, kami berangkat tgl 28. Harga memang lebih mahal dari rasamala. Awalnya mencoba yg lain dulu karena rate yang lebih mahal. Akhirnya saya kontak , tersisa semua pilihan villa diatas 2300 dan 2100. Dan mereka menawarkan promo bila dp cepat. Diskon 500rb. Akhirnya kami ambil, karena harganya tidak jauh dari villa target utama.

Planningnya, semua berangkat sabtu pagi kecuali papa dan isal. Menyusul naik motor karena papa harus narik Jak Lingko. Berangkat tidak terlalu pagi, sekitar jam 9 dari kebagusan. Lewat jagorawi keluar sentul selatan, masuk lagi BORR. Keluar yasmin, lurus kearah leuwiliang

Bayangan saya kalo ke gunung bunder itu lancar, paling macet sesaat. Ya betul sekali, semua lancar sampai masuk ke dramaga. Antrian terjadi cukup panjang. satu jam hingga masuk ke jalan arah gunung bunder.  Menyusuri jalan menuju taman nasional, melalui perkampungan. Tentu saja jalan nya aspal dan cukup bagus. cuaca mendung dan mulai berangin seperti mau hujan.

Masuk ke taman nasional hujan deras mulai turun, menikmati suasana hutan memang pengalaman yang menyenangkan. Saya cukup hapal jalan disini, karena sudah beberapa kali. Hujan deras ini mengaburkan fokus saya, jadi tidak sempat tengok kanan kiri. Mengingat titik di google maps, saya dengan percaya diri menuju kesana. Karena sudah sempat konfirmasi, dan mereka mengatakan titik sudah sesuai. Benar saja, itu daerah militer. Fix, nyasar. Saya telpon penginapan, dijelaskan lokasinya. Ibu dan istri saya sempat bilang kalo sudah melihat lokasi saat diperjalanan. Tapi saya tidak percaya, karena tidak sesuai titik hahaha.

Memutar balik, menuju ke lokasi. Karena memang terlewat beberapa ratus meter. Hujan deras sekali, mobil parkir memakan badan jalan. Menyisakan satu ruang cukup untuk satu mobil. Arus kendaraan terhenti, kedua arus berpapasan. Tidak ada yang mau mengalah, atau tidak bisa mengalah. Karena jalan yang sempit dan hujan deras menyulitkan komunikasi. Mungkin hampir 15 menit menunggu tidak jelas di mobil, saya dan mobil lain di arus yang sama berdiam diri memandang arus berlawanan dengan angkuh nya tidak bergerak. Memang terlihat angkuh, karena mobil terdepan di arus sebelah sana besar dan kokoh khas mobil SUV ladder frame. Alhamdulillah arus kembali berajalan karena ada sukarelawan atau mungkin warga sekitar yang mengatur arus. Akhirnya kami bisa sampai di penginapan yang hanya 30 meter di titik arus tersendat tadi.

Saya turun untuk check in, ditunjukkan dimana villanya. Sesuai gambar, villa gamelan ini punya ruang serbaguna yang ada gamelannya. Yang saya bayangkan ruang tersebut ada di depan villa, tapi ternyata ada diatasnya. Dan matahari yang kami dapat hanya dari jendela kamar. Kompleks penginapan ini memang menurun, berundak tiap villanya. Villa gamelan nomor dua dari depan. Bisa dibilang villa ini semi basement. Sedikit kecewa sebernarnya. Apalagi ini villa sayang pilih dan pesan. Matahari yang masuk sedikit, harus pakai lampu tiap saat. Terasa gelap dan lembab. Tapi famili terlihat oke oke saja atau memang tidak mau komentar. Well, nikmati saja . Namanya juga beli dipenghunjung waktu.

Menikmati hujan sambil menunggu ayah dan adik saya datang. Biasanya saya semangat sekali mau berenang, tapi kali ini tidak. Mungkin karena dinginnya gunung, dan repotnya sambil menjaga anak untuk menuruni kompleks penginapan ini ke bawah sana. Kolam renang ada dibawah, saya sekedar melihat dan ingin tahu villa lain seperti apa. Hampir semuanya rombongan dengan banyak peserta. Mungkin hanya kami yang paling sedikit.

Menginap di tengah gunung seperti ini haruslah perisapkan bahan makanan sendiri, villa ini ada dapurnya jadi bisa masak. Saat malam tiba, kami berencana beli makanan seperti nasi goreng dsb. Karena sempat lihat ada yang jual di depan gerbang villa. Benar ada tulisannya, tapi saat di datangi cuma ada indomie hehehe. Alhasil beli mie instant di warung dekat situ. Warung ini sangat membantu sekali, kami beli indomie dan juga telur. Bahkan beli sabun cuci piring.

Udara dingin makin terasa di malam hari. Saya sudah cukup puas merasakan udar dingin hanya menggunakan kaos saat mencari makan keluar. Di kamar, jendela tutup rapat dan gunakan selimut. Tidur tenang sampai shubuh.

Pagi hari kami setelah sarapan kami berangkat ke balong endah. Berjalan kaki dan bawa satu motor. Tanjakkannya sanga curam dan panjang. Ojek ojek sudah siap sedia mengantar, bahkan ada yang motornya beat tapi sanggup dengan santai. Saya naik menggunakan motor membonceng istri yang menggendong anak kedua.

Menyusuri jalan yang basah karena bekas hujan dan embun. Menyebrangi jembatan bambu, kemudian bayar tiket untuk kedua kalinya. Jadi di lokasi ini ada dua curug. Menuju ke curuh atau balong yang kami tuju harus bayar yang kedua. Jalan curam ini harus dilalui hati hati karena cukup berbahaya. Akhirnya saya memandang langsung kolam alami yang selalu saya kagumi bila dilihat di media sosial. Memang seindah itu dan fresh sekali. Di dekat aliran sungai ada beerapa penjaja minuman. Sudah banyak yang datang , mungkin mereka semua menginap juga. Alirah sungai ini sudah dibendung, membuat kolam menjadi lebih besar dan menyenangkan tapi tidak merusak keindahan alami.

Seandainya saya membawa kacamata renang pasti makin asik. Apalagi kalo bawa kamera waterproof. Sungguh indah, dan kami berfoto beberapa kali dan selfie. Senya naik istirahat di saung, saya dan ketiga adik melanjutkan petualangan. Menuju curug dibawahnya lagi. Harus memutar dan naik tangga, karena tidak bisa langsung terjun kebawah. Petualangan yang seru, saya pun menyempatkan lompat dar ketinggian.

Kami check out jam 10 dari vila, karena malamnya saya harus kerja masuk malam. Kami berencana makan siang dulu, mencari resto dibawah. Menikmati udara segara ini selagi bisa sebelum sampai kebawah. Selalu heran dengan jalan raya disini, macer tak berkesudahan. Entah apa problemnya, macet kami lalui hampir satu jam. Menahan lapar dan bete. Akhirnya kami masuk ke sebuah resto sunda betawi. Kombinasi yang jarang sekali. Restonya luas sekali lahannya, tersedia tempat lesehan. Mushola pun ada walau kurang diperhatikan. Pililhan sangat tepat, makan disini memuaskan. BAHAGIA. Harga dan rasanya menyenangkat. Saya ingin kesini lagi bila sudah kembali tinggal di Bogor.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar