Laman

Minggu, 05 Agustus 2018

Impian di Rute Pasar Minggu - Parung - Bogor


Berjarak sekitar 40 km dari rumah ke tempat kerja, memang idealnya naik angkutan umum. Berhubung saya ini kerja dengan tiga shift, memberikan petualangan dan suasana yang berbeda tiap harinya. Jadi terkadang atau sekarang sih cukup sering naik motor bila berangkat kerja. Khususnya saat masuk pagi.

Berangkat pagi naik motor dari Bogor itu memang menyenangkan, karena saat berangkat pun udara masih segar. Paling telat, saya berangkat jam 5 pagi. Jalanan pun masih relatif sepi di setengah perjalanan. Tapi tantangan selanjutnya itu, ketika pulang. Tidak ada lagi udara sejuk dingin, yang ada sinar mentari yang penuh semangat. bersatu padu dengan tiupan debu-debu berpindah-pindah mengikuti angin.

Ini efek teknologi, jadi saya disarankan Google Maps untuk mengambil jalan via Jalan Raya parung. Karena menurut dia jalan ini lebih cepat. Memang terkadang teknologi itu sok tahu, memangnya dipikir jalanan itu kita saja yang make. Memang ngga ada macet? Ya tapi ternyata memang dia itu benar. Relatif lebih cepat. Relatif loh, atau rasa-rasanyalebih cepat.

Mulai pertama kali mencoba, rute work to home via Raya Parung jadi idola. Melintasi wilayah yang cukup maju ekonominya, jadi banyak tempat makan yang mumpuni. Sampai nanti tiba saatnya menyusuri jalan lurus tak berkesudahan di jalan Raya Parung.

Sebagai penikmat batagor, saya mengharapkan ada vendor vendor batagor yang bereputasi baik di sepanjang rute ini. Benar ada, dengan tittle "bandung" yang menjanjikan. Ada dua bahkan. hingga berkali kali purnama terlewati, ada saja yang menghentikan saya bertemu sang pujaan rasa. Hingga hari yang ditunggu pun tiba, di tengah mentari yang kembali semangat.

Tanpa dihalangi hujan atua mendung memberi rasa gelisah, hanya ada saya dengan motor kesayangan dan ratusan meter lagi gerobak batagor nampak. Tepat di depan pintu keluar pom bensin. Walau rasa hangat siang bukan teman terbaik menikmati sajian yang dinanti ini, kecuali dilengkapi bayang bayang pohon yang menutupi.


 Ternyata ini batagor seperti batagor biasa kebanyakan. Hanya tepung dan bumbu di dalam kulit pangsit. Tapi batagor ini tidak sendiri, ada tahu dan otak otak. Otak-otak memberikan sensai rasa amis amis ikan, dan tahu memberikan kesan baik. Kesan yang serasa bila ini makanan yang layak. Karena tahu makanan sehat. Sebuah impian yang kecil, yang diijinkan untuk terwujud. Alhamdulillah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar