Laman

Jumat, 07 Agustus 2020

Sepeda, Pandemik, dan Skrining

Penambahan kasus hingga seribu-an lebih , sudah bukan sesuatu yang wah. Bukan hal yang lagi menarik perhatian. Semacam sudah bosan, sudah terbiasa. Saat ini jumlah nasional terinfeksi Covid19 118.753. Sudah melebihi jumlah provinsi awal virus ini outbreak di China. Bila keadaan ini terjadi di awal wal tahun, mungkin sudah benar-benar lockdown. Tapi belum tentu juga, karena pemerintah yakin masyarakat bisa hidup santuy tapi disiplin.

Sekarang semua sudah kembali kepada pribadi masing-masing. Pemerintah memberikan panduan protokol, memberikan layanan kesehatan. Selebihnya usaha masing-masing, mau disiplin atatu tidak, mau kena atau tidak silahkan berusaha jaga kesehatan. Sebuah Trend mencuat di tengah pandemik, rakyat indonesia gemar bersepeda kembali. Stock sepeda ludes dimana-mana, harga sepeda melonjak tinggi. Brompton eropa diborong orang indonesia. Sadis! Saya yang tidak pernah ikut CFD sebelumnya, takjub melihat kepadatan sepeda di CFD Jakarta. Sampai CFD ditiadakan, sepeda masih menyerbu pusat kota ini. Sepeda merajai jalan. Dari yang hore, sampi yang elite. Dari yang sport, sampai yang sombong.

Tidak sedikit netizen yang julid, khawatir penyebaran di area cfd. Tapi sampai saat ini belum ada kasus yang terhubung langsung dengan aktivitas pesepeda yang membludak ini. Karena orang bersepeda sudah tentu jaga jarak ya, kalau tidak ya nabrak. Ini tidak normal, karena sepeda banyak sekali. Teman teman banyak yang excited dengan sepeda, Pre Order dengan harga diatas normal. Maklum, stocknya susah. Semoga demam sepeda ini bukan hanya demam. Tapi sebuah kebiasaan baru, new normal.


Kembali ke realita rumah sakit, sekarang dari unit saya diperbantukan untuk menjaga skrining di lobby. Menggunakan APD cukup lengkap, baju ok, apron, penutup rambut, masker n95, masker bedah , hand scoon, hingga penutup sepatu. Dilengkapi face shield. Berjaga dari jam 6.30 hingga jam12.00. Yah ada sedikit rasa senang, karena berkontribusi lebih nyata lagi. Kerja sampai berkeringat, karena APD yang digunakan. Recpect kepada mereka yang full menggunakan hazmat.

Pasien ranap yang tadinya mulai melandai, kembali menambah seiring dengan tes dan kasus konfirmasi yang ditemukan. Muncul cluster cluster baru di perkantoran. Cocoklogi saya, virus ini menular tidak sesingkat itu. Yah tergantung kondisi kesehatan sih. Tapi menular melalu paparan yang membutuhkan waktu. Terlebih perkantoran jakarta mayoritas berAC. Bisa dibayangkan udara berputar disana dengan tingkat filtrasi semampu AC dan sirkulasi yang minim.

Kantor kantor mulai menerapkan kembali WFH. Pemerintah mengumumkan peningkatan ekonomi sebesar 5%, tapi minus. Semoga semua bisa bertahan, di titik ini usaha menengah ke mikro terlihat lebih sabar dan humanis. Senantiasa sehat selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar