Laman

Rabu, 09 Januari 2019

First Family Touring ( Vila Sawah Resort by Salak Hospitality)

Keinginan untuk touring bersama keluarga kami wujudkan di bulan lalu. Ngga usah jauh jauh, karena memang naik motor Honda Supra 125 2010. Dan Umar masih 13 bulan. Itu pun milih hotelnya cukup lama. Sampai H-1 baru di booking hotelnya. Karena sedikit galau menegnai konsep wisata keluarga sekaligus babymoon calon anak kedua kami.

Hotel pun dipilih dengan sedikit gambling, konsep jalan jalan kali ini pun menjadi sebuah touring. Karena berhubung tidak ada pinjaman mobil. Kami sortir hotel di traveloka app berdasarkan harga. Meninjau dari foto foto dan review yang tersedia. Kami memutuskan untuk staycation di Vila Sawah Resort. Foto yang menarik dan embel embel " Salak Hospitality" memberikan andil besar pada keputusan kami.

Malam sebelum keberangkatan pun kami sempatkan membeli jas hujan. Karena prediksi cuaca akan Hujan. Apalagi melihat dari prakiraan cuaca, dalam rentang 7 hari Ciawi dan sekitarnya selalu hujan. Jadi aset kami persiapkan, skenario saat hujan pun kami siapkan teorinya. Tidak sempat gladi resik.

Rencana di hari pertama, kami akan ke rumah Bude di Ciawi. Setelah itu lanjut ke Cimory, barulah menuju hotel.

Persiapan berangkat



Kami menyempatkan berselfie sebelum berangkat di hari bersejarah ini. Tapi foto setting tas di atas motor ternyata hanya ada di story instagram. Kami berangkat sekitar jam 9, langsung menuju ke Rumah Bude di Ciawi. beberapa kali berhenti untuk menyesuaikan posisi Umar agar lebih nyaman. Sempat khawatir tidak kuat menanjak saat kerumah Bude yang terletak dijalur alternatif puncak. Alhamdulillah sampai dengan selamat dan cuaca pun masih bersahabat walau awan awan hitam sudah mulai muncul di kejauhan.
rumah bude

Sekitar setengah jam kami menengok keponakan baru. Sebenarnya sudah cukup ketar ketir, karena awan hitam yang semakin mendekat. Perjalanan dilanjutkan dengan awan hitam yang tampak sudah menanti. baru beberapa ratus meter perjalanan, tetesan air yang cukup besar mulai berjatuhan. Tapi masih jarang. Cukup membuat galau, karena jarak ke hotel lebih dekat dibandingkan ke Cimory Riverside. Udara yang semakin dingin, angin angin beriup membawa berita hujan. Memacu konsentrasi melahap jalan lebih cepat. Sampai terlupa, bila kali ini tidak sendirian. Hanya ada satu ide dan sebuah batasan. Segera masuk ke jalan utama, apabila sampai lampu merah Ciawi masih kering. Maka perjalanan berlanjut keatas. 

Seingat saya itu, dari lampu merah ke Cimory itu paling 10km. Ya benar sih memang sekian, tapi kok serasa lama ya haha. Tidak seperti di maps. Ternyata lokasinya melewati petigaan yang ada masjid. Sebuah titip macet di jalan raya puncak. Bahkan sering kali diberikan separator untuk mentertibkan jalan. Yang ternyata jalan itu menyambungkan ke daerah sentul. Pantas saya cukup padat.

Tetesan air yang berlomba menuju bumi masih berlangsung walau tidak banyak. Hingga sudah berubah menjadi gerimis yang cukup basah. Kami sudah berhasil memparkir motor di bawah pohon dan masuk ke resto. Duduk memilih kursi satu step dari pagar. Karena pernah pengalaman terlalu dekat pagar kena tampias hujan.

Cimory dengan segala Hype nya, 3d museum, pemandangan indah. Ternyata ada pula forest walk dan aquarium monster. Lupakan itu semua, sudah lelah perjalanan touring. Istri pun hanya duduk. Membawa anak 1 tahun ke wahana wahana berbayar itu pun bukan pilihan bijak. Karena kurangnya pemahaman karena umur. Makanan merupakan satu dari dua luxury yang kami bisa nikmati saat itu. Kami memesan spiral sosis dengan saur bergaya jerman. Dan seekor ikan bakar kecap, tapi kecap dipisah. minuman es teh manis, air mineral dan esjeruk kalau tidak salah. Sosis kami datang duluan, saya makan bersama Umar. Beruntung bawa air minum sendiri. Jadi tidak seret. Cukup lama dan ternyata emang lama. Tidak datang menu menu berikutnya. Kami cukup setia menunggu karena sempat ada yang mngecek pesanan kami. Sebuah checkpoint penantian. Hingga datang orang lain. Orang lain kadang bikin kita iri, mereka datang memesan . Dan makanan pembuka datan, minuman pun komplit. Saya tidak bisa tidak. Saya panggil waiter yang membawa minum ke meja sebelah. " Mas, sini dong. Udah itu taro sini aja" hahaha cukup konyol memang. Tapi dia paham, dan temannya yang lain pun paham. Bila ada yang salah. Ternyata kami menunggu sesuatu yang kosong. Karena mereka memang lupa.

Makanannya?? mereka itu memang produksi sosis dan susu sendiri. Jadi pesanlah itu saja! Ikan bakar yang kami pesan, merupakan suatu penghinaan pada indahnya bangunan restoran dan hiburan yang disediakan disini. Rasanya tidak menyenangkan. Ikannya hambar.  Ya mungkin karena dipisah sambel kecapnya mungkin. Tapi benar benar merusak kebahagiaan makan kami. Jadi serasa kurang, masih lapar dan mau pesan lagi. Tapi tidak, bersabarlah. Minum air putih saja, dan ingat pengalaman masa lalu. Tentu ada hikmah, hujan deras yang menemani kami menunggu makanan yang tidak datang datang itu mulai reda. Setelah memenuhi standar perjalanan kami, segera kami bayar dan pergi dari resto itu. Tidak akan lagi mau menginjakkan kaki disana ( untuk dua hari kedepan :D).

Cimory 

Jalan menurun terbilang lancar, tapi harus hati hati karena jalan basah karena habis hujan. Tapi hanya sebagian, di bawah kering. Memanfaatkan google maps dan google street, saya tahu dimana sebuah gang kecil menuju hotel. Karena memang lokasinya yang ada di tengah tengah pemukiman warga. Ternyata, cerita ini memiliki alur maju mundur maju. Karena saya lupa, ternyata dari rumah Bude itu ke hotel dulu. Karena khawatir hujan. Sampai di hotel itu sekitar jam 12an. Kami ke receptionist dan check in. 

 receptionist

parkiran motor ( sebelah kanan)

Ruangan yang kami pesan ternyata masih ada tamu sebelumnya. Jadi kami diminta menunggu. Berhubung ternyata hari belum hujan, kami melanjutkan ke Cimory dan menitip tas di receptionist.

Hinga kami kembali ke hotel sekitar jam 2 lewat setelah sesi makan siang yang kurang membahagiakan. Kami check in. Diantar masuk ke dalam yang ternyata ada tangga kebawah. dan Jajaran pintu kamar pun nampak. Kami di kamar termurah, dengan berakfast.

Masuk ke dalam kamar, mau tidak mau kami sumringah. Karena sesuai dengan yang ada di aplikasi, sama bagusnya. Sebuah kamar bagusa dengan harga yang murah.

 Ruangannya besar sekali dibanding harganya. Bahkan muat dua king size bed di kamar ini. Kingsize bed ini menjadi pusat kebahagiaan di room ini. Ruangan yang ternyata tidak ada lampu di langi langit, kecuali di depan lemari.

 Dua buah kursi merah ini berhasil memberikan kesan lebih. Karena belum pernah kami dipertemukan yang semacam ini dengan range harga yang sama. Warna merah yang memikat dipadu klasik meja kayu. Kursi yang sangat tegak, dan jangan berharap kenyamanan lebih.

 sesachet dua sachet teh dan kupi. lengkap dengan cangkir dan teko untuk air panas. Air mineral pun ada.

 bukan sekedar tempat tissue dari kayu, telepon, cermin, dan deskripsi hotel serta tidak lupa menu makanan biasa. Tapi berada diatas meja kayu, mungkikah jati? tidak paham kayu. Yang jelas mejanya panjang dan biasanya mahal sih meja kayu begitu haha. sayangnya ini setinggi buffet, dan tidak ada meja yang pas untuk makan. kecuali makan bergaya cafe dengan meja sejajar paha.



 bathroom.

Kamar mandinya bagus, sesuai standar expektasi bahkan better dengan dua shower. Shower biasa seperti kebanyakan, dan shower bergaya seperti hujan dari atas. Dengan nuansa hitam, menjadikan kamar mandi ini tidak terlihat kotor. Atau kotor jadi ngga keliatan??

Sejenak beristirahat setelah lelah perjalanan, apalagi istri yang tengah mengandung anak kedua. Saya menjelajah keliling hotel sambil mengendong umar. Kami menuju ke kolam renang, open space untuk kegiatan, ada juga permainan anak-anak. Ada juga semacam pendopo, bila dari review tamu lain mengindikasikan makan pagi ada disana.
 sisi hotel dari arah lain

Saat masuk hotel, ada jalan menurun menuju receptionist  dan ada tempat parker motor di sebelah kanan. Bila membawa mobil, bisa parkir dibawah tersedia cukup untuk sejumlah kamar yang ada.

 Tidak banyak bunga seperti ini, tapi ini berkesan

 kolam renang

Ada sebuah kolah renang, dan ada Jacuzzi sebelahnya dengan semburan yang sekedar syarat. Kolam renang berlantai biru ini berair dingin dengan nuansa alami disepemandangan mata, cukup membuat santai. Tepat disebelah kolam renang ada meja makan, mungkin untuk tamu yang berenang dan jajan jajan di stall yang ada. Oh iya, disebelahnya ada dua buah alat gym. Ada treadmill dan alat main beban.


Bila kalian bisa menemukan beberapa caping diatas meja, itu bisa dipinjam untuk menjelajah ke persawahan yang ada dibawah.


Di hotel ini juga tersedia hall untuk keperluan acara yang menampung orang banyak. Disebelahnya ada playground, salah satunya mainan ban bekas untuk ketangkasan. Ada juga jungkat-ungkit dan ayunan yang tidak ada di foto. Saat waktu itu menjelajah, banyak sekali nyamuk kebon. Wajar, karena memang banyak pohon tapi dataran tidak terlalu tinggi.


 Tidak heran kalo tamu lain bilang tempat makan jauh  ada dibawah.Pendopo ini berisikan meja meja dan kursi. Bergaya ethnic dengan pemandangan alam. Harusnya menjadi breakfast yang berkesan bila memang disini.


Mungkin karena tamu sedikit, atau entah gimana. Sarapan kami diantar ke kamar sesuai prediksi saya. Karena Saat check in sih cuma saya tamunya dan satu lagi yang sudah duluan. Tapi saat pagi hari ada beberapa mobil dibawah.

Kami sempat coba pesan makanan sore hari, tapi infonya makanan belum ada bahannya waktu itu. Dan sempat pula pesan makanan di pagi harinya setelah sarapan, ternyata kokinya tidak ada. Jadi cuma bisa menyediakan indomie. Dan kami urungkan. Sarapan kami nasi goreng dengan telror ceplok diatasnya, lengkap dengan kerupuk. ditemani orange juice yang tampak segar. Dengan skor 3/10 itu adalah breakfast terburuk selama pengalaman vakansi kami. Kenapa? karena kami hampir tidak pernah masak menggunakan penyedap rasa, hanya beberapa kali untuk bumbu instant nasi goreng dan ayam goreng untuk mempersingkat waktu. Tapi untuk kamar hotel yang punya selisih hampir 100rb antara breakfast dan non breakfast ini keterlaluan. Nasi goreng ini menggunakan bumbu instant yang kebanyakan, jadi benar benar rasa penyedap rasa dengan minuman yang merupakan nutria sari yang sudah tidak dingin. Jadi cukup lengket di tenggorokan.

Kami checkout jam 1130. Sebenarnya agak malas pulang, karena kamarnya bagus. Ingin rasanya menginap lagi. Tapi memnaba toddler dan dadakan gini, sepetinya berat. Ditambah, kami naik motor, jadi bikin berat pulang hehehe.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar