Laman

Jumat, 03 Februari 2012

Atas nama cinta, ketertiban dilupa, malu tidak terasa

*ada foto pelaku dan pasangan, menyusul bila belum terlampirkan
Jakarta, 3 januari 2012



Mungkin jalinan diantara pasangan tersebut cukup kuat untuk melawan teguran halus dari petugas. Ibarat kata sebentang samudera tidak akan memisahkan cinta mereka, begitu pun sekedar pemisahan antrian pintu masuk. Tidak artinya dibanding samudera, tidak akan bisa memisahkan cinta yang malu pun tidak dirasa.



sekitar pukul 10 kurang di shelter Bustransjakarta Dukuh atas 2. Antrian merupakan pemandangan wajib di shelter pertemuan dari koridor 6, koridor 4, dan koridor 2( yang ini saya lupa. yang jelas blok M - kota) ini. Pintu keluar dan masuk sudah diatur sedimikian rupa menggunakan pagar pembatas untuk mentertibkan penumpang yang kadang tidak sulit untuk antri karena kelelahan menunggu bus yang merupakan suatu impian untuk datang cepat juga kosong.

Halte dibagi tiga penggunaan pintu, satu pintu untuk penuruanan dan dua pintu untuk penaikan ke pulo gadung serta penaikan ke Ragunan. Pintu penaikan ke Ragunan terdiri dari dua pintu, sedangkan pintu lain hanya satu pintu.


Di pintu Ragunan, satu pintu dikhususkan untuk penumpang perempuan dan satu lagi khusus penumpang laki-laki. Tampak pintu khusus laki - laki sudah berkerumun beberapa penumpang. Begitu juga di pintu khusus perempuan sudah berkerumunan penumpang perempuan dan beberapa laki- laki. Wah laki - laki?? Mungkin aturan mengenai pemisahan sudah mulai "blur" pengaplikasiannya. Jelas tidak! setelah sekian lama tidak menumpang bustrans, sekarang ada aturan baru bila bagian depan khusus perempuan. Di shelter yang saya temui selama perjalanan pun ada semacam banner yang menghimbau perihal bagian depan bus diperuntukkan untuk perempuan.

Terbukti, tidak beberapa lama datanglah petugas transjakarta wanita memberitahu dengan sewajarnya kepada penumpang laki - laki yang mengantri di pintu khusus perempuan. Butuh waktu sebentar saja menyadarkan para penumpang laki - laki itu mengantri dijalur yang seharusnya. Tapi tunggu dulu, ada seorang laki - laki bertubuh cukup besar bila dibandingkan dengan penumpang yang antri lainnya di shelter saat itu tetap pada posisinya di pintu khusus perempuan. Petugas wanita tersebut kembali mengingatkan bila itu adalah pintu khusus wanita.

Pria besar itu bersama seorang perempuan yang tampaknya sepasang kekasih atau bisa saja suami istri. Tapi status demikian bukan alasan untuk tetap berada di pintu antrian khusus perempuan kecuali sedang mendampingi perempuan yang sewajarnya butuh dampingan. Pria besar itu menemani perempuan pasangannya yang terlihat segar bugar. Petugas wanita yang mengingatkan penumpang laki - laki untuk berada pada jalurnya akhirnya pergi setelah beberapa kali dan menunggui laki - laki besar tersebut beberapa saat namun tidak diacuhkan. Pasangannya yang mendengar ucapan petugas wanita itu nampaknya memiliki visi yang sama dengan pasangannya.

Mungkin jalinan diantara pasangan tersebut cukup kuat untuk melawan teguran halus dari petugas. Ibarat kata sebentang samudera tidak akan memisahkan cinta mereka, begitu pun sekedar pemisahan antrian pintu masuk. Tidak artinya dibanding samudera, tidak akan bisa memisahkan cinta yang malu pun tidak dirasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar