Laman

Minggu, 05 Desember 2010

Hati hati dengan majalah di ruang tunggu dokter/poliklinik

Minggu, 05/12/2010 12:11 WIB

Majalah di Ruang Tunggu Dokter Tularkan Kuman Penyakit


AN Uyung Pramudiarja - detikHealth   


img

foto: Thinkstock
London, Di Inggris, pasien yang berobat di klinik atau praktik dokter diimbau membawa majalah sendiri. Dokter tidak lagi menyediakannya di ruang tunggu, karena diyakini majalah-majalah itu menjadi sarang kuman dan media penularan penyakit
.

Bakteri dan kuman lainnya memang rawan menulari pengunjung klinik dan rumah sakit. Pengunjung yang sebagian besar adalah pasien memiliki daya tahan tubuh rendah sehingga mudah terinfeksi kuman dalam jumlah sekecil apapun.

Salah satu media penularan kuman di klinik adalah majalah yang disediakan di ruang tunggu. Karena sering bersentuhan dengan orang-orang yang membacanya, diyakini benda-benda ini menjadi sarang yang nyaman bagi berbagai jenis kuman patogen atau penyebab
penyakit.

Karena itulah, dinas kesehatan North Somerset di Inggris mengimbau rumah sakit, klinik dan praktik dokter untuk tidak menyediakan majalah di ruang tunggu. Sebagai gantinya, pasien diimbau untuk membawa majalah sendiri untuk membunuh rasa bosan selagi menunggu giliran diperiksa.

Imbauan ini pertama kali muncul saat terjadi epidemi flu babi yang merebak di kawasan itu beberapa waktu yang lalu. Diharapkan langkah ini bisa mencegah kontaminasi silang dari penderita flu babi ke pasien lain yang kondisi daya tahan tubuhnya sedang menurun.

Namun di beberapa klinik, imbauan ini masih dijadikan standar sampai sekarang karena dinilai ampuh mencegah kontaminasi silang. Manajer sebuah klinik anak di Somerset, Val Denton bahkan mengganti kursi di ruang tunggu dengan bangku yang bisa dilap tiap beberapa jam, meski sedikit mengorbankan kenyamanan pengunjung.

"Kami juga tidak menyediakan mainan anak di sini, sebab jika semua anak memainkannya maka risiko penularan kuman akan tinggi," ungkap Denton seperti dikutip dari Dailymail, Minggu (6/12/2010).

Imbauan untuk membawa majalah sendiri juga mendapat dukungan dari asosiasi pasien di Inggris. Asosiasi ini menilai kalangan dokter wajib melakukan segala upaya untuk mencegah penularan penyakit pada anak-anak, khususnya di klinik dan tempat praktik dokter.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Betapa besar dan sadarnya praktisi kesehatan di Inggris.Langkah yang diambil sangat baik bila diterapkan di Indonesia.Apalagi penyebaran melalui benda benda tersebut seringkali tidak disadari dan dianggap aman.

Yang bisa diperhatikan penyelenggara pelayanan kesehatan di Indonesia,
1.mengganti majalah dengan media lain
langkah ini sudah diterpakan dibanyak lokasi pelayanan kesehatan.Tapi saya pikir bukan dengan tujuan menghindari penularan nosokomial.Menyediakan televisi sangatlah menghibur para pasien yang mengantri tanpa resiko tertular penyakit seperti layaknya majalah.

2.Mainan anak anak
tidak cukup banyak rs/klinik/fasilitas lain yang menyediakan mainan anak anak.Karena itu,sebaiknya mainan anak anak tidak usah disediakan.Cukup gambar/poster informasi kesehatan yang menarik bagi anak anak ditampilkan.


3.kursi tunggu
Bahkan di banyak RS pemerintah kursi menjadi suatu yang diperebutkan.Dimana seringkali terjadi pasien yang membludak,sehingga pasien lain harus rela menunggu lama dalam keadaan berdiri.Walau sangat meyusahkan,tetapi langkah yang diambil Klinik Somerset sangat baik diterpakan demi mencegah penularan penyakit di ruang tunggu.


Hal hal diatas merupakan sedikit perhatian untuk Patient Safety yang tampaknya luput dari perhatian banyak pihak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar