Laman

Kamis, 03 April 2014

Jangan Lagi Sebut Cina/China, Tapi Tiongkok




Ini namanya efek kurang gaul sama presiden. Yang ternyata sudah menandatangani Keppres No.12/2014 mengenai penyebutan warga Tiongkok (sebelumnya disebut China). Dan juga mencabut keputusan yang terkait penyebutan nama Tiongkok. Yang berarti, untuk selanjutnya tidak ada lagi penyebutan dengan nama China/cina. Tapi disebut Tiong Hoa atau Tiongkok di Indonesia. Pantas saja dosen saya selalu menyebutnya Tiongkok ketika mengajar.

Baca - caca sedikit di Wikipedia, ternyata penyebutan Tiongkok ataupun Tionghoa sudah diprakarsai oleh Presiden soekarno selaku presiden pertama. Yang mana sebelumnya disebut Cina saat masa pemerintahan Jepang. Tapi ketika pergantian Presiden menjadi Presiden Soeharto, penyebutan Cina digunakan kembali. Dan ada pelarangan penggunaan nama Tionghoa ataupun Tiongkok. Karena saat itu sedang terjadi pergolakan politik. Penggunaan nama Cina/China terus berlanjut hingga Maret 2014, Setelah Presiden SBY mencabut keputusan lama tersebut.

Nama Cina/China berasal dari nama Dinasti Chin, dinasti yang pertama kali menyatukan daratan Tiongkok. Hingga pada tahun 1850, di Cina terjadi pemberontakan 'Taiping' (1850) dan Boxer (1900) yang merintis revolusi pada tahun 1913. Ini mengakibatkan sikap antipati yang besar kepadabangsa Barat, sehingga dengan meningkatnya harga diri bangsa ini, kemudian mereka menolak sebutan China dan kembali pada premordialisme kebangsaan dan menyebut negeri mereka sebagai 'Chung-Kuo' atau 'Negara Tengah'. (Di Inonesia, Chung-Kuo menjadi Tiongkok)

Berarti untuk selanjutnya tidak ada lagi penyebutan Cina/China, karena itu bisa berarti sebuah penghinaan untuk mereka. Tapi kita sebut Tionkok atau Tionghoa teman orang Indonesia sejak berabad-abad silam. Jangan ada lagi rasis, kita semua tinggal di negara yang sama dan patuh pada peraturan yang sama.

1 komentar:

  1. Bila suatu kata diterjemahkan rasis, hapus saja kata tersebut.. Mudah tapi tidak masuk akal... Orang rasis adalah orang yang selalu merasa di rasiskan... Camkan.. Bila tidak suka, hijrah saja, bukankah bumi Allah itu luas...

    BalasHapus