Laman

Minggu, 03 April 2011

Bapak Juki si Orang Elite

"Soal beginian itu elit yang pinter-pinter. Kalau dibawa ke kampus, profesor, akademisi, baru bisa ngerti. Kalau rakyat biasa yang penting perut terisi, kalau ursan begini orang yang penting," terang Marzuki.


Sebuah kutipan ucapan ketuap DPR periode 2009-2014.Yang seharusnya memahami apa yang diinginkan rakyat dan mengerti keadaannya. Sepertinya Bapak Juki ini sudah sangat memahami rakyatnya,cukup tahu bila sebagian rakyat Indonesia hanya memikirkan perut dan tidak penting untuk ikut memikirkan masalah yang ada.


Bapak Juki ini ingin gedung "Mahal" DPR bisa segera dibangun dan rakyat bisa mengerti. Gimana bisa mengerti pak? kalau tiap anggota saja mendapat ruangan yang ekstra luas ditambah fasilitas bermainnya. Bahkan sebagian rakyat yang tidak penting saja,nonton tv tidak rutin.

Ditanya mengenai Survei persetujuan masyarakat mengenai pembangunan gedung,Bapak Juki berpendapat

"Kalau ditanya, ini jelas saya sampaikan, ya, kalau ditanya, masyarakat tanya 'perlu gedung baru atau tidak?' Seratus persen jawabnya tidak. Karena tidak dijelasin. Kalau sistem surveinya perlu gedung baru atau tidak, semua jawab tidak, karena gedung sudah ada," kata Marzuki kepada wartawan di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (1/4/2011).
Jelas jelas pekerjaan Bapak Juki ini adalah DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,  jelas sekali kan? berarti tindakannya berdasarkan mewakilkan kehendak rakyat. Lah ini malah menolak untuk minta pendapat rakyat? Jadi Bapak Juki ini kerjanya untuk apa?

"Ini cuma orang-orang yang elite yang paham yang bisa membahas ini, rakyat biasa nggak bisa dibawa. Kalau rakyat biasa dibawa memikirkan bagamana perbaikian sistem, bagaimana perbaikan organisasi, bagaimana perbaikan infrastruktur, rakyat biasa pusing pikirannya," kata Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat ini.
Iya,pasti banyak orang paham kalau bapak dan anggota DPR itu orang orang elite yang paham. Nah jusru karena paham, harusnya Bapak dan pasukan Elite bisa memahami yang diinginkan rakyat sesuai judul jabatannya bapak dan pasukan. Ok rakyat ngga ikutan bicara, berarti tinggal terima jadi perbaikan sistem,perbaikan organisasi,dan perbaikan infrastruktur. Maksudnya sistem,organisasi,dan infrastruktur untuk rakyat kan?? bukan sekedar untuk Bapak Juki dan Pasukan Elitenya??

"Rakyat biasa dari hari ke hari yang penting perutnya berisi, udah jalan, makan, kerja, ada rumah, ada pendidikan, selesai rakyat. Jangan diajak ngurusin yang begini. Urusan begini orang-orang pinter-pinter ajak bicara, ajak kampus-kampus bicara, kita diskusikan. Saya siap, kok, untuk didiskusikan," kata Marzuki.

Bener sekali pak Juki, kasih makan,kasih kerja,sedikan rumah, diberi pendidikan,selesai deh tugasnya. Tapi mana pak?? kerabat saya pada sekolah semua sih,tapi yang menonjol jarang. Malah adanya yang jungkir balik. Bapak Juki sih keasyikan mikirin gedung bermain baru, jadi asal kan memberikan makan,kerja,rumah dan pendidikan untuk rakyat. Sama ngasalnya dengan omongan Bapak.

Saya masih heran,ada karakter seperti bapak di pentas sandiwara bangsa ini. Jelas jelas perwakilan rakyat,mewakilkan rakyat. Pasti orangnya cerdas dan bijak, disegani dan dihormati. Apalagi ketuanya, pasukannya aja disegani dan dihormati karena cerdas dan bijak. Ketuanya pasti lebih cerdas dan bijak dari pasukannya yang sama elitenya dengan ketuanya.

Mungkin karena terlalu Cerdas dan Bijaknya,bapak Juki bisa dengan santai menyelesaikan masalah. Sehingga kadang kadang asal,bicarana pun asal.

sumbernya nih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar